AYAH

Putih yang mulai menghiasi hitam rambutmu
Tetesan peluh yang kini mengalir mengikuti garis di wajahmu
Kaki yang dulu menjadi tempatku berpijak saat ku kecil
Atau tangan yang dahulu menuntunku kala ku belum pandai berjalan
Mungkin tak lagi segagah saat itu, Kini kecil, lemah atau bahkan telah rapuh

Suatu pagi kala fajar baru saja menyingsing
Dan meski mentari masihlah sayup, kau langkahkan kedua kaki itu untuk menyambut uluran tangan tuhan
Demi kami, kau gigih dan seolah tak perduli saat matahari menusuk dari atas kepalamu.
Mungkin yang kau tahu hanya bagaimana esok hari kami kembali bernafas
Dan ketika senja hendak pulang, suara langkah kakimu masih sama seperti pagi tadi. Tak lelah kah engkau?

Mungkin bukan tanganmu yang membelai kami saat dingin menusuk tubuh kami
Atau mungkin bukan kakimu yang membawakan surga untuk kami
Maafkan kami jika bukan namamu yang pertama kami sebut saat kami baru pandai berucap
Tapi kasih kami tak pernah habis seperti pengorbanan dan semua yang telah engkau berikan

Terimakasih, AYAH.

Oleh : Ilham Dian Fitrianto